KALENG-KALENG SOFTDRINK

Alkisah ada 3 buah kaleng softdrink yang memiliki komposisi dan cara yang sama, diproduksi pada tempat sama, dan didistribusikan oleh orang yang sama. Untuk membedakannya kita akan memberikan kaleng-kaleng softdrink tersebut dengan inisial berbeda. Kaleng softdrink pertama diberi inisial kaleng softdrink A, kemudian kaleng softdrink kedua diberi inisial kaleng softdrink B, dan terakhir kaleng softdrink ketiga diberi inisial kaleng softdrink C.

Setelah melalui proses produksi ditempat yang sama dan dengan komposisi bahan yang sama juga, ketiga kaleng softdrink tersebut kemudian didistribusikan ke 3 tempat yang berbeda oleh orang yang sama. Kaleng softdrink pertama yang diberi inisial A diantarkannya kepada sebuah toko swalayan. Sesampainya disana, kaleng softdrink A ini selanjutnya diberi label seharga Rp. 15.000,- . Selanjutnya dilanjutkan dengan mengantar kaleng sofdrink dengan inisial B kepada sebuah hotel bintang lima. Saat kaleng softdrink tersebut sampai disana, kaleng softdrink tersebut kemudian diberi label seharga Rp. 25.000,- . Terakhir, kaleng softdrink dengan inisial C oleh pengantar dikirim kepada sebuah kapal pesiar mewah. Sesampainya kaleng softdrink disana, pemilik kapal pesiar mewah memberikan label seharga Rp. 35.000,- . Yang patut menjadi perhatian disini adalah mengapa harga dari masing-masing kaleng itu berbeda? Padahal diproduksi dengan komposisi dan cara yang sama, pada tempat sama, dan didistribusikan oleh orang yang sama.

Mengapa demikian? Itu dikarenakan karena lingkungan daripada kaleng softdrink tersebut yang berbeda-beda. Kaleng softdrink A ditempatkan pada sebuah toko swalayan, kaleng softdrink B ditempatkan pada sebuah hotel bintang 5, sedangkan kaleng softdrink C ditempatkan pada sebuah kapal pesiar mewah.

Apabila kaleng-kaleng softdrink tersebut diibaratkan dengan kita, akan sama halnya dengan bagaimana lingkungan tempat kita berada dapat mempengaruhi siapa kita kedepannya. Walaupun perlu juga untuk digarisbawahi bahwa tidak 100% lingkungan mempengaruhi kehidupan kita, namun ada baiknya agar kita tidak bermalas-malasan saja dalam menghadapi banyak problematika dan dilema kehidupan dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup diri kita sendiri.

Apakah seseorang yang hidup dilingkungan perokok dan pemabuk akan mengikuti gaya hidup yang demikian? Jawabannya adalah tergantung pada individu itu sendiri akan menyikapi keadaan tersebut dengan pro ataupun kontra. Karena pada dasarnya masing-masing individu memiliki hak dan kebebasan dalam memilih jalan hidupnya. Adapun yang membedakan antara individu satu dengan individu yang lainnya yaitu kepribadiannya. Sekalipun individu tersebut memiliki ikatan darah atau masih dalam satu garis keturunanpun, jika memang kepribadiannya tidak demikian maka jangan pernah sekalipun untuk menjustifikasi seseorang berdasarkan luarnya saja tanpa mengenal lebih dalam bagaimana karakter seseorang tersebut.

Berbicara tentang statement “dont judge book by its cover” ternyata memang benar adanya. Dalam hal ini kita tidak dianjurkan untuk menjustifikasikan seseorang hanya berdasarkan penampilan luarnya saja karena dalam beberapa kasus contohnya saja seseorang yang hidup dalam lingkungan perokok dan pemabuk, jika dalam diri kita memang menolak untuk melakukannya, maka tidak akan terjadi.

Namun kembali lagi pada konteks kaleng softdrink yang didistribusikan ketiga tempat yang berbeda, maksud dari penulis adalah memberi motivasi kepada para pembaca agar kita selalu berada ataupun dikelilingi orang yang membuat kita termotivasi untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan meningkatkan kualitas hidup kita, bukannya malah menjerumuskan kita kedalam kehancuran.

Jika belum bisa mengontrol diri sendiri, ada baiknya untuk tidak bergaul dengan hal-hal yang kurang bermanfaat karena dikhawatirkan akan membuat kita terlena. Dalam hal ini penulis bukan bermaksud untuk membatasi pergaulan akan tetapi lebih baik untuk mecegah daripada mengobati, bukan?