You are currently viewing Mengapa Suatu Bisnis Patut dicoba Lagi Meskipun telah menunjukan hasil yang Gagal
Signboard with two signs saying - Try again - Give up - pointing in opposite directions with the sign saying Give up scribbled through.

Mengapa Suatu Bisnis Patut dicoba Lagi Meskipun telah menunjukan hasil yang Gagal

  • Post author:
  • Post category:Bisnis

Mendirikan bisnis tidak sama seperti bekerja di suatu perusahaan. Dimana pelaku bisnis akan dihadapkan pada suatu ketidakpastian di depan nya. Pertanyaan utama yang harus dijawab adalah; apakah model bisnis ini bisa dikembangkan/ berjalan kedepan nya. Pertanyaan itupun sering nya bisa dijawab menggunakan keyakinan.

Pelaku bisnis -khusus nya adalah pelaku baru- juga harus belajar mengenai cara berbisnis. Dia tentu akan menghadapi Trial dan Error, dan terkadang membuat keputusan yang salah. Itu semua adalah hal yang wajar, yang harus di lalui oleh pebisnis baru.

Bila sebuah Startup gagal mencapai target nya, dikarenakan kesalahan Manajerial, dan bukan nya sistem bisnis nya yang salah, maka dia harus (tidak hanya berhak) mendapatkan kesempatan kedua untuk memulai perjuangan membangun bisnis nya lagi. Karena dia melakukan suatu kesalahan, dan di kesempatan kedua, dia mungkin memperbaiki kesalahan tersebut dan mengambil keputusan yang tepat.

Bila sebuah bisnis ketika dijalankan, ternyata model bisnis nya yang salah, maka dia tidak boleh melanjutkan bisnis itu lagi. Karena, apapun upaya yang dia lakukan, kemungkinan kegagalan nya sangat tinggi. Karena apa yang dia perjuangkan tidak memiliki harapan yang cerah untuk bisa maju.

Contoh Kasus:

Seorang pelaku bisnis bernama Bambang membuka usaha makanan Soto Kudus di pertigaan jalan. Setelah menjalankan usaha nya selama 1 tahun, usaha Soto Kudus itu ternyata sepi pengunjung. Pendapatan usaha itu selalu lebih kecil daripada pengeluaran. Setelah dianalisa, sepi nya pengunjung itu ternyata diakibatkan karena pelayanan yang buruk.

Memang, usaha Soto Kudus milik Bambang bisa dikatakan gagal. Karena pendapatan usaha itu selalu lebih kecil daripada pengeluaran. Tapi, bukan berarti usaha tersebut patut ditutup. Bila pelayanan nya diperbaiki, kemungkinan besar usaha itu akan laris dan ramai pengunjung.

Usaha Soto Kudus milik bambang tidak harus ditutup, meski terjadi kegagalan. Kegagalan yang dialami bukan karena model bisnis nya yang bermasalah, tetapi dikarenakan dia salah melakukan manajemen. Ketika Bambang memperbaiki manajemen nya, usaha itu kemungkinan besar akan ramai. Karena akar masalah nya bukan karena yang dia jual adalah Soto Kudus, tetapi karena dia salah merekrut orang (kesalahan manajemen).