Dalam “Psycho-Cybernetics”, Maxwell Maltz berbicara tentang bagaimana kita sebagai manusia cenderung memiliki gambaran ideal tentang diri kita sendiri dan kehidupan kita. Ini bisa berkaitan dengan berbagai aspek, seperti penampilan, karier, hubungan, atau pencapaian pribadi.
Gambaran ideal ini sangat penting karena seringkali menjadi ‘target’ yang kita kejar. Ini seperti peta internal yang membimbing kita dalam membuat keputusan dan tindakan. Menurut teori Maltz, ketika kita memiliki gambaran positif dan sehat tentang apa yang kita inginkan, kita cenderung bergerak menuju pencapaian tersebut.
Asal-usul Gambaran Ideal dalam Pikiran Manusia
Pengaruh Budaya dan Lingkungan
Gambaran ideal sering kali terbentuk dari pengaruh budaya dan lingkungan sekitar kita. Sejak kecil, kita dibombardir dengan pesan tentang apa yang dianggap “sempurna” atau “sukses” oleh masyarakat. Ini bisa datang dari media, keluarga, sekolah, atau kelompok sosial kita. Misalnya, konsep tentang kecantikan ideal, kesuksesan karier, atau bahkan jenis hubungan yang ‘seharusnya’ kita miliki.
Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi juga memainkan peran besar. Misalnya, pengalaman masa kecil yang positif dengan figur tertentu bisa membentuk idealisme kita tentang bagaimana seorang teman, pasangan, atau pemimpin harusnya berperilaku. Sebaliknya, pengalaman negatif juga bisa membentuk idealisme sebagai bentuk kompensasi atau keinginan untuk menghindari pengulangan situasi yang tidak menyenangkan.
Perbandingan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial, dan kami sering melihat sekeliling untuk memahami di mana kami berdiri dalam konteks sosial. Perbandingan dengan orang lain, baik secara langsung maupun melalui media sosial, sering kali menanamkan ide-ide tentang apa yang ‘harus’ dimiliki atau dicapai untuk dianggap berhasil atau bahagia.
Pengaruh Biologis dan Psikologis
Dari perspektif psikologi, ada juga teori yang menyatakan bahwa manusia secara alami berusaha untuk mencapai potensi penuh mereka, sebuah konsep yang dikenal sebagai ‘self-actualization’ dalam teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow. Ini bisa mendorong pembentukan gambaran ideal diri. Selain itu, faktor biologis seperti struktur otak dan neurotransmitter juga berperan dalam cara kita mengejar kebahagiaan dan kepuasan.
Cara Mengubah Gambaran Ideal Secara Umum
Mengubah gambaran ideal yang telah tertanam dalam diri seseorang bisa menjadi proses yang kompleks, tetapi tidak mustahil. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk memulai perubahan ini:
1. Kesadaran Diri dan Refleksi
- Langkah pertama adalah mengembangkan kesadaran diri. Tanyakan pada diri sendiri: Apa gambaran ideal saya? Darimana asalnya? Apakah ini benar-benar sesuatu yang saya inginkan, atau apakah saya merasa terdorong oleh tekanan eksternal?
- Melakukan refleksi seperti ini membantu dalam mengidentifikasi dan memahami asal-usul dan dampak dari gambaran ideal tersebut.
2. Menetapkan Tujuan yang Realistis
- Mengganti gambaran ideal yang tidak realistis dengan tujuan yang lebih realistis dan terjangkau. Ini termasuk memecah tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dicapai.
- Penting untuk merayakan pencapaian kecil sebagai bagian dari proses mencapai gambaran ideal yang lebih sehat.
3. Membangun Penerimaan Diri
- Latihan seperti afirmasi positif dan jurnal reflektif dapat membantu dalam membangun penerimaan diri dan mengurangi kecenderungan untuk mengejar standar yang tidak realistis.
- Penting untuk mengenali dan menghargai keunikan individu, daripada terus menerus mengejar standar ideal yang ditetapkan oleh orang lain.
4. Terapi atau Konseling
- Untuk beberapa orang, bekerja dengan seorang terapis atau konselor bisa sangat membantu. Mereka dapat memberikan panduan profesional dan dukungan dalam menavigasi perubahan ini.
- Terapis dapat membantu dalam mengidentifikasi pola pikir negatif atau tidak realistis dan menggantinya dengan cara berpikir yang lebih sehat dan konstruktif.
5. Pengaturan Ulang Ekspektasi
- Belajar untuk menyesuaikan ekspektasi dengan realitas juga penting. Ini melibatkan penerimaan bahwa kehidupan tidak selalu sempurna dan belajar untuk menemukan kepuasan dalam ‘sekarang’ daripada mengejar keadaan ideal yang mungkin tidak pernah tercapai.
6. Mengurangi Perbandingan dengan Orang Lain
- Mengurangi waktu di media sosial dan menghindari perbandingan konstan dengan orang lain dapat sangat membantu dalam meredefinisi gambaran ideal diri.
7. Pengembangan Keterampilan Mindfulness
- Latihan mindfulness dan meditasi dapat membantu dalam menyadari dan menerima pikiran dan emosi saat ini, yang dapat mengurangi dorongan untuk mengejar gambaran ideal yang tidak realistis.
Cara Mengubah Gambaran Ideal oleh Dr. Maxwell Maltz
Dr. Maxwell Maltz, dalam bukunya “Psycho-Cybernetics”, memberikan beberapa prinsip yang bisa digunakan untuk mengubah gambaran ideal seseorang. Ini berakar pada konsep bahwa kita dapat mengubah persepsi kita tentang diri sendiri dan dengan demikian, mengubah perilaku dan pencapaian kita. Berikut adalah beberapa prinsip utama dari pendekatannya:
1. Pemrograman Ulang Pikiran Bawah Sadar
- Maltz menekankan pentingnya pikiran bawah sadar dalam membentuk gambaran diri kita. Menurutnya, dengan pemrograman ulang pikiran bawah sadar, kita dapat mengubah gambaran diri kita.
- Ini bisa dilakukan melalui afirmasi, visualisasi, dan praktik-praktik repetitif yang membantu membangun gambaran diri baru yang lebih positif dan sehat.
2. Penggunaan Visualisasi
- Maltz sangat menyarankan penggunaan visualisasi sebagai alat untuk mengubah gambaran diri. Dengan membayangkan diri kita dalam situasi sukses atau mencapai tujuan yang kita inginkan, kita dapat mulai merasa lebih percaya diri dan mampu.
- Visualisasi ini berfungsi sebagai latihan mental yang mempersiapkan kita untuk sukses dalam kehidupan nyata.
3. Pentingnya Pengalaman Sukses
- Menurut Maltz, pengalaman sukses, bahkan yang kecil, sangat penting dalam membangun gambaran diri yang lebih positif. Setiap keberhasilan membantu memperkuat keyakinan bahwa kita mampu dan berharga.
- Ini membantu dalam menggantikan gambaran ideal yang tidak realistis dengan yang lebih positif dan mencapai.
4. Mengubah Dialog Internal
- Maltz juga menekankan pentingnya mengubah cara kita berbicara kepada diri sendiri. Mengganti kritik diri yang keras dan negatif dengan dialog internal yang lebih mendukung dan positif penting untuk membangun gambaran diri yang lebih sehat.
- Ini melibatkan mengenali dan menggantikan keyakinan negatif tentang diri sendiri dengan yang lebih positif dan konstruktif.
5. Adaptasi dengan Perubahan
- Maltz mengakui bahwa perubahan membutuhkan waktu dan adaptasi. Dia menyarankan untuk bersabar dengan diri sendiri dan mengakui bahwa mengubah gambaran diri adalah proses yang berkelanjutan.
- Menerima diri sendiri saat ini sambil bekerja menuju perbaikan adalah kunci.
6. Pengembangan Keterampilan Adaptif
- Mengembangkan keterampilan adaptif, seperti keterampilan penyelesaian masalah dan keterampilan sosial, juga penting. Ini membantu individu untuk merasa lebih kompeten dan percaya diri dalam menghadapi situasi kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Pendekatan Maltz sangat berfokus pada ide bahwa kita dapat mengontrol gambaran diri kita, dan dengan demikian, dapat mengontrol kebahagiaan dan kesuksesan kita.
Bagaimana pendekatan ini sejalan atau berbeda dengan pengalaman Anda dalam praktik psikologi? Bagaimana Anda melihat penerapan prinsip-prinsip ini dalam konteks kerja Anda saat ini?