You are currently viewing Merasa Dunia ini Tidak Nyata?. Mungkin Kamu Memiliki Gangguan Psikologis ini

Merasa Dunia ini Tidak Nyata?. Mungkin Kamu Memiliki Gangguan Psikologis ini

Perasaan bahwa dunia ini tidak nyata atau merasa seperti orang tersebut terpisah dari realitas bisa dikaitkan dengan beberapa kondisi psikologis. Dua di antaranya adalah depersonalisasi dan derealisasi, yang keduanya merupakan bentuk gangguan disosiatif. Berikut Penjelasan nya.

 

Gangguan Psikologis Dunia Tidak Nyata

Depersonalisasi

Depersonalisasi perasaan subjektif dan tidak nyaman bahwa seseorang menjadi terpisah dari dirinya sendiri. Individu yang mengalami depersonalisasi mungkin merasa seperti mereka adalah pengamat eksternal dari pikiran atau tubuh mereka sendiri, dan kehidupan mereka terasa tidak nyata atau seperti dalam mimpi.

Derealisasi

Derealisasi adalah perasaan bahwa lingkungan sekitar tidak nyata. Seseorang yang mengalami derealisasi mungkin akan merasa seperti berada dalam kabut atau dunia mereka tampak palsu, karton, atau buatan.

Gangguan disosiatif seperti ini sering dipicu oleh stres, kecemasan, atau trauma. Kondisi ini bisa terjadi sebagai bagian dari gangguan lain, seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan kecemasan, depresi, atau bisa juga merupakan gangguan tersendiri, seperti Gangguan Disosiatif Identitas (DID).

 

Solusi

Jika seseorang mengalami depersonalisasi atau derealisasi, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup:

1. Mencari Bantuan Profesional

Mencari bantuan dari psikolog, psikiater, atau terapis yang berpengalaman dalam mengobati gangguan disosiatif adalah langkah penting. Profesional ini dapat menawarkan evaluasi, diagnosis, dan rencana perawatan yang sesuai, yang mungkin termasuk terapi bicara, obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Mereka juga dapat membantu mengidentifikasi faktor pemicu dan mengembangkan strategi untuk mengelola gejala.

2. Pengelolaan Stres

Stres adalah pemicu umum untuk gejala disosiatif. Pengelolaan stres efektif melalui relaksasi, yoga, meditasi, atau latihan pernapasan dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas episode disosiatif. Teknik ini membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan kesadaran dan koneksi dengan saat ini.

3. Memelihara Rutinitas Harian

Menjaga rutinitas harian yang teratur membantu memberikan struktur dan previsibilitas. Ini termasuk waktu tidur yang teratur, jadwal makan, waktu kerja, dan aktivitas relaksasi atau hobi. Rutinitas ini membantu memberikan rasa kontrol dan normalitas.

4. Latihan Fisik

Aktivitas fisik teratur dapat meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan, mengurangi stres, dan membantu individu merasa lebih terhubung dengan tubuh mereka. Olahraga seperti jogging, berenang, atau bersepeda dapat sangat bermanfaat.

5. Hindari Alkohol dan Obat-obatan

Alkohol dan obat-obatan bisa memperburuk gejala disosiatif dan menciptakan perasaan disosiasi. Penting untuk menghindari atau membatasi konsumsi zat-zat ini untuk mengelola kondisi secara efektif.

6. Teknik Pengurangan Stimulasi

Mengurangi paparan terhadap lingkungan yang berlebihan atau stimulasi sensorik dapat membantu. Ini termasuk mengurangi waktu di depan layar, menghabiskan waktu di lingkungan yang tenang, dan menghindari situasi yang menyebabkan kelelahan sensorik.

7. Strategi Pengankatan

Melibatkan diri dalam kegiatan yang membutuhkan konsentrasi penuh, seperti menyelesaikan puzzle, berkebun, atau hobi lainnya, dapat membantu meningkatkan fokus dan mengurangi perasaan disosiasi. Kegiatan ini memungkinkan seseorang untuk tetap terikat pada tugas saat ini.

8. Koneksi Sosial

Berinteraksi dengan orang lain dapat mengurangi perasaan terisolasi. Membicarakan perasaan dengan teman dekat atau keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan membantu seseorang tetap terhubung dengan realitas.

9. Pemantauan Makanan dan Minuman

Memperhatikan efek kafein, gula, dan jenis makanan tertentu pada gejala dapat membantu dalam mengelola kondisi ini. Diet seimbang dengan nutrisi yang cukup juga penting untuk kesehatan mental.

10. Pencatatan Jurnal

Menulis pikiran, perasaan, dan pengalaman harian dapat memberikan wawasan yang berharga dan membantu dalam proses terapi. Jurnal bisa menjadi alat untuk refleksi dan pemahaman diri, serta membantu dalam mengidentifikasi pemicu dan pola yang mungkin mempengaruhi gejala.

 

Penutup

Dalam menghadapi perasaan yang membingungkan dan seringkali mengkhawatirkan bahwa dunia di sekitar kita tidak nyata, penting untuk mengenali bahwa ini bisa merupakan manifestasi dari gangguan psikologis seperti depersonalisasi atau derealisasi.

Walaupun kondisi ini dapat terasa menakutkan dan membingungkan, ingatlah bahwa dengan dukungan yang tepat, pemahaman yang lebih dalam, dan pendekatan pengobatan yang efektif, seseorang dapat belajar mengelola gejala ini dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan terhubung.

Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala ini, karena mengakui dan mengatasi masalah ini adalah langkah pertama menuju pemulihan dan kesejahteraan.