Ini merupakan fenomena yang sebenarnya cukup umum dan ada dalam berbagai aspek psikologi manusia. Ini sering disebut sebagai “efek pemantulan balik” atau “reactance” dalam psikologi.
Reactance adalah respons emosional negatif yang muncul ketika seseorang merasa kebebasan pilihannya terancam atau dikurangi. Dengan kata lain, ketika kita diberi tahu untuk tidak melakukan sesuatu, kita cenderung merasa ingin melawan dan melakukan hal tersebut. Ini adalah reaksi alami terhadap apa yang kita anggap sebagai pembatasan terhadap otonomi kita.
Sebagai contoh, jika Anda memberitahu diri sendiri atau orang lain untuk “tidak memikirkan gajah merah muda”, kemungkinan besar pikiran pertama yang akan muncul adalah gajah merah muda tersebut. Ini dikenal sebagai “efek pikiran yang dilarang”, dan ini adalah salah satu cara bagaimana resistensi atau pemantulan balik bisa muncul.
Dalam konteks merokok, jika seseorang terus-menerus mengingatkan diri mereka sendiri tentang bahaya merokok dan mengatakan kepada diri mereka sendiri untuk tidak merokok, mereka mungkin secara tidak sengaja menciptakan rasa keinginan atau godaan untuk merokok.
Ini karena pikiran kita cenderung fokus pada konten dari apa yang kita katakan kepada diri kita sendiri, bukan pada inti dari pesannya. Jadi, meski niatnya adalah untuk menghindari merokok, efeknya mungkin bisa berkebalikan.
Keadaan Apa yang Bisa Memberikan Reaksi Lebih?
“Efek pemantulan balik” seringnya tidak berhasil dalam keadaan seperti apa?
Efek pemantulan balik atau “reactance” biasanya paling kuat ketika seseorang merasa bahwa kebebasan pribadi atau otonomi mereka sangat terancam. Ini bisa terjadi dalam berbagai situasi. Berikut adalah beberapa contoh:
- Pembatasan yang Keras: Jika aturan atau pembatasan diberlakukan dengan cara yang keras dan tidak fleksibel, orang sering kali menunjukkan resistensi. Misalnya, jika orang tua memberitahu remaja mereka bahwa mereka sama sekali tidak boleh keluar malam, remaja tersebut mungkin menjadi lebih ingin melakukannya, bahkan jika mereka sebelumnya tidak terlalu tertarik.
- Perubahan Drastis dalam Kebiasaan: Ketika seseorang diminta untuk melakukan perubahan drastis dalam kebiasaan atau perilaku mereka, resistensi bisa muncul. Misalnya, jika seseorang yang sudah lama merokok mencoba berhenti sekaligus, mereka mungkin merasa dorongan yang kuat untuk merokok, meski sebenarnya mereka ingin berhenti.
- Instruksi Tanpa Alasan yang Jelas: Ketika instruksi atau peraturan diberikan tanpa alasan atau penjelasan yang jelas, orang cenderung menunjukkan resistensi. Misalnya, jika atasan memberi tahu karyawan untuk melakukan tugas tertentu tanpa menjelaskan mengapa tugas tersebut penting, karyawan tersebut mungkin merasa frustrasi dan kurang termotivasi untuk melakukannya.
Sangat penting untuk dicatat bahwa efek pemantulan balik ini tidak selalu berarti bahwa orang tidak akan mengubah perilaku mereka. Sebaliknya, ini mungkin berarti bahwa mereka akan merasa lebih sulit untuk melakukannya atau bahwa mereka mungkin mengalami lebih banyak konflik atau stres dalam prosesnya.
“Efek pemantulan balik” seringnya tidak berpengaruh dalam keadaan seperti apa?
“Reactance” atau efek pemantulan balik biasanya lebih rendah atau bahkan tidak ada dalam situasi-situasi berikut:
- Pemahaman dan Penerimaan: Jika seseorang benar-benar memahami dan menerima alasan di balik perubahan perilaku yang diinginkan, mereka mungkin lebih tidak mungkin untuk mengalami resistensi. Misalnya, jika seseorang dengan penuh kesadaran memahami risiko kesehatan dari merokok dan secara pribadi memutuskan bahwa mereka ingin berhenti untuk kesejahteraan mereka sendiri, mereka mungkin lebih tidak mungkin untuk merasakan dorongan untuk melawan keputusan tersebut.
- Pilihan: Efek pemantulan balik sering kali lebih rendah ketika orang merasa bahwa mereka memiliki pilihan dan otonomi dalam perilaku mereka. Jadi, jika seseorang merasa bahwa keputusan untuk berhenti merokok adalah pilihan mereka sendiri dan bukan sesuatu yang dipaksakan pada mereka, mereka mungkin lebih tidak mungkin untuk merasakan dorongan untuk melawan keputusan tersebut.
- Dukungan: Jika seseorang merasa didukung dalam upaya mereka untuk berhenti merokok, mereka mungkin lebih tidak mungkin untuk mengalami resistensi. Misalnya, jika mereka memiliki teman atau anggota keluarga yang juga berusaha berhenti merokok atau jika mereka mengikuti program berhenti merokok yang menawarkan dukungan dan bantuan, mereka mungkin lebih tidak mungkin merasakan dorongan untuk melawan keputusan untuk berhenti merokok.
- Perubahan Bertahap: Mengambil pendekatan bertahap untuk perubahan perilaku juga dapat mengurangi resistensi. Misalnya, jika seseorang memutuskan untuk secara bertahap mengurangi jumlah rokok yang mereka hisap setiap hari, bukan berhenti sekaligus, mereka mungkin merasa kurang terancam dan oleh karenanya kurang mungkin mengalami efek pemantulan balik.
Ingatlah bahwa ini adalah generalisasi dan mungkin tidak berlaku untuk setiap individu dalam setiap situasi. Bagaimana seseorang merespons upaya untuk mengubah perilaku mereka sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kepribadian, motivasi, lingkungan, dan kondisi fisik dan mental mereka.
Penutup
Dengan memahami risiko dan dampak dari metode pencegahan resistensi yang dapat berpotensi membakar diri sendiri, penting bagi kita untuk terus berinovasi menuju pendekatan yang lebih bijaksana dalam mengatasi tantangan ini.