Efek keraguan dalam bisnis

Perasaan ragu dalam mengerjakan sesuatu, dapat menciptakan efek kegagalan pada hasil akhirnya. Terlebih jika Anda memiliki setumpuk kegiatan lain, dengan deadline nya masing- masing.

Tidak hanya itu, keraguan juga bisa menciptakan tindakan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Keraguan yang membawa pada ketakutan, membuat kita melakukan antisipasi yang terlalu berlebihan.

Artikel ini saya tulis, karena saat ini saya sedang mengalami nya. Jadi, seperti ini ceritanya.

Keadaan

Hari ini, saya mendapati ada salah satu pelanggan yang mengirimkan komplain atas layanan yang sebelum nya kami berikan.

Layanan tersebut sudah selesai cukup lama. Masa garansi dan perbaikan nya sudah terlewat jauh.

Jika saya memberikan perbaikan, satu tahun kedepan jika dia memiliki masalah, dia akan kembali datang untuk meminta perbaikan. Dimana layanan tersebut sudah bukan tanggungjawab saya lagi (karena sudah melebihi waktu garansi).

Di sisi lain, saya tahu betul bahwa pembeli ini tidak terlalu mengerti penggunaan layanan yang dipesan nya.

Dulu, saya mengalami hal serupa. Dan yang saya lakukan dulu adalah: Membuat sebuah  atau beberapa artikel penjelasan, untuk membuat pelanggan seperti ini mengerti.

Saya juga melakukan perbaikan administrasi, atau perbaikan lain, supaya kejadian ini bisa diantisipasi.

Tetapi, tahukah Anda, meskipun saya melakukan berbagai tindakan diatas, pelanggan seperti ini akan selalu datang. Dan, mereka tidak ingin tahu penjelasan yang saya berikan.

Semua artikel bantuan yang saya buat, tidak mereka baca. Mereka hanya ingin melimpahkan masalah nya kepada saya, karena mereka tidak bisa menyelesaikan nya sendiri.

Tindakan perbaikan yang saya lakukan, menjadi sia- sia. Dan saya melakukan semua tindakan tersebut, hanya karena saya ragu bisa menyelesaikan nya dengan cara yang sederhana.

Dalam kasus pelanggan ini, saya seharusnya cukup mengatakan bahwa “Order sudah selesai diproses, dan tidak ada layanan yang bisa diberikan terkait order yang sudah dianggap selesai”.

Hanya pesan itu saja yang perlu saya kirimkan kepada pelanggan itu. Tidak perlu membuat halaman penjelasan, dan perbaikan- perbaikan lain nya.

Efek yang lebih besar

Dalam contoh diatas, efek nya mungkin tidak terlalu bisa dirasakan. Namun, apabila menemui keadaan yang lebih kompleks, dan Anda masih mengidap ‘Cognitive bias’ (perasaan ‘ragu’) seperti itu, masalah nya akan menjadi sangat runyam.

Saya ingat menemui masalah serupa. Saya memiliki anak didik yang berasal dari keluarga orang kaya. Dia tidak mengikuti aturan, dan menggunakan aturan nya sendiri.

Suatu hari, saya menjatuhkan hukuman supaya dia tidak mengulangi nya lagi. Masalah semakin menjadi- jadi ketika dia mengajukan komplain atas hukuman yang dia terima, dengan mengatakan “pilih kasih”, “membeda- bedakan orang”, dll.

Karena saya takut masalah ini menjalar kemana- mana, maka saya melakukan banyak perbaikan sistem administrasi dan membuat halaman penjelasan.

Saya ingat, saya butuh waktu 1 s/d 1,5 bulan untuk menyelesaikan itu semua. Projects yang lebih penting, menjadi tidak bisa selesai dari target nya, karena saya harus mengerjakan tugas tambahan ini.

Hal tersebut sebenarnya tidak perlu saya lakukan. Saya hanya cukup mengeluarkan nya dari Divisi Utama, dan membiarkan nya bicara sesuka nya.

Rangkuman fenomena

Dari dua contoh kasus diatas, Anda mengetahui bahwa saya melakukan banyak tindakan perbaikan, yang pada akhirnya tidak terlalu berguna.

Tidak hanya itu saja, tindakan perbaikan tersebut bertabrakan dengan tugas lain. Sehingga, tugas yang lain menjadi gagal dilaksanakan karena waktu nya habis untuk mengerjakan perbaikan- perbaikan tersebut.

Tindakan perbaikan yang sangat banyak itu, muncul karena saya ragu, apakah solusi sederhana -seperti memberikan balasan pesan saja, bisa menyelesaikan masalah itu.

Supaya tidak terjebak dalam fenomena ini, berikut adalah tindakan yang perlu dilakukan.

 

Solusi

Pikirkan, Apakah adakah solusi yang lebih mudah?

Anda tidak boleh langsung bertindak. Pikirkan dengan kepala dingin dahulu, apa solusi tercepat dan paling sederhana, yang bisa diambil.

Ketika sudah mendapatkan solusi yang tercepat dan termudah, dalami solusi tersebut. Apakah benar cukup mampu menyelesaikan masalah yang ada.

Keraguan muncul karena ada pertanyaan yang belum dijawab. Untuk membebaskan dari keraguan ini, jawab semua keraguan pertanyaan nya.

Ataukah -yang lebih ekstrim lagi- masalah tersebut tidak perlu tindakan lebih lanjut?. Artinya, tidak perlu pengadaan suatu solusi?

Singkirkan rasa ketidaknyamanan itu

Meskipun sudah ada solusi paling cepat dan paling sederhana yang ditemukan, Anda mungkin merasa tidak nyaman saat mengeksekusi nya.

Hal ini dikarenakan, Anda masih memiliki perasaan ragu. Sebuah benturan muncul, antara logika dan emosi. Ini dapat menciptakan execuse saat mencoba mengerjakan solusi nya.

Efek execuse ini akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini.

Jika Tidak mendapatkan solusi

Pribahasa “Semua penyakit pasti ada obat nya” adalah sesuatu yang keliru. Bila benar seperti itu, manusia harusnya bisa hidup kekal. Dan penyakit kangker pun hari ini sudah ada obat nya.

Tetapi, dalam banyak kasus, kebanyakan masalah -meski tidak semua nya- ada solusi nya. Dan terkadang, solusi nya akan ditemukan ketika tidak memikirkan nya.

Jadi, jika ketika Anda mencoba mencari solusi nya, tetapi tidak kunjung mendapatkan nya, cobalah untuk rehat sebentar. Bila perlu, beberapa hari. Jangan memikirkan nya dahulu.

Ketika mengerjakan hal yang lain, solusi mungkin tiba- tiba akan datang.

 

Efek bentuk lain

Selalu memberikan execuse

Jadi, meskipun Anda mendapatkan solusi nya, kemudian mengerjakan nya, mungkin hasil nya tidak bisa menyelesaikan masalah yang ada.

Karena ketika mengerjakan nya, Anda masih merasakan ragu “apakah solusi ini bisa menyelesaikan masalah ini atau tidak !?”.

Akhirnya, hasil solusi itu cacat. Tidak bisa berfungsi sebagaimana mesti nya.

Tidak bisa melihat solusi saat proses terjadi

Keraguan memberikan banyak sekali sikap execuse. Termasuk ketika mencari solusi saat merehatkan diri, atau ketika mengeksekusi solusi tersebut.

Pencarian solusi yang telah dijelaskan di alinea sebelum nya, akan berhasil didapatkan, apabila Anda memiliki perasaan yakin “kemungkinan besar ada”.

Maksudnya, Anda yakin, dalam banyak kejadian, Anda akan menemukan solusi yang jauh lebih mudah dan lebih cepat, saat mengistirahatkan diri.

Namun, jika Anda ragu bisa mendapatkan solusi nya ketika waktu rehat tersebut, Anda tidak akan bisa mendapatkan ide solusi nya.

Ide solusi itu tidak akan muncul, karena Anda yakin tidak akan bisa menemukan nya.

Willy Yusuf Rahmadi

Founder of PT. BERBINTEK. Love Digital Marketing and Psychology (especially self development).