Ini adalah sebuah cerita nyata yang saya tulis dari pengalaman pribadi dalam menjalankan startup dengan jumlah sebanyak 9 startup sekaligus. Bisa dikatakan, ini adalah sebuah langkah yang gila dan tidak terlalu berhati- hati atau meremehkan situasi. Membangun satu startup saja banyak sekali halang rintang nya, apalagi membangun sembilan startup sekaligus. Optimisme berlebihan membuat saya buta untuk mengantisipasi keadaan dan lebih berhati- hati dalam melangkah. Saya bukan orang yang baru pertama menjalankan startup bidang IT ini. Bisa dikatakan, kemampuan saya dalam hal Internet Marketing, CMS, SEO dan Manajemen Administrasi Bisnis dibilang sangat cukup. Sebelum nya saya sukses menjalankan startup dengan inisial FX dan SSH. Dua startup tersebut sampai sekarang masih berdiri dan beroperasi. Hanya saja startup yang baru saya bangun di pertengahan tahun 2017, tidak terkendali dan satu tahun setelah di dirikan, masih belum memiliki dampak yang dignifikan dalam segi keuntungan. Cerita ini adalah overview saja. Kenyataan yang terjadi puluhan lebih sulit dan lebih rumit dari sebagian kecil yang saya tuliskan disini.
Cerita Anggota Tim
Team pasti membutuhkan dana untuk menemukan nya (proses recruitment), dan menseleksi nya. Harapan saya dulu adalah mengembangkan startup tersebut dengan bermodalkan dana investor, kemudian mengalihkan sebagian dana pendapatan nya untuk keperluan belajar anggota tim. Sehingga mereka siap untuk memenangkan event pendanaan tersebut.
Pada tahun 2017 an akhir, saya mencari tim dengan menyebarkan barner ke Facebook, dan bersyukur mendapatkan orang- orang muda yang potensial dan memiliki kemampuan yang tinggi. Tidak hanya itu saja, mereka juga memiliki passion dalam dunia startup (memiliki keinginan untuk mendirikan perusahaan). Ketika mencoba berkolaborasi dengan mereka, ternyata ada banyak hal penting yang yang tidak saya sadari, yang membuat semua hal tidak terkendali. Apabila saya telaah lebih mendalam lagi, hampir sebagian besar sumber masalah nya berasal dari pemahaman atas posisi yang mereka tempati. Secara sederhana nya, mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana cara melakukan nya. Hal ini terjadi karena semua pengetahuan itu, seluruh nya, saya simpan di dalam kepala saya. Untuk bisa membuat anggota tim lain mengerti, maka saya harus mengajari mereka. Saya tidak mengatakan mereka tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan, tetapi saya lah yang belum siap memberitahu mereka tentang materi- materi tersebut. Ini bukan hal sederhana seperti mengajari materi tentang cara membuat skripsi, tetapi ini seperti mengajari semua materi di dalam buku Bliue Ocean Strategy. Hal itu tidak bisa di ajarkan dalam waktu singkat karena jumlah materi nya sangatlah banyak sekali.
Resend menyebabkan Restart dan harus mengulang mengajari orang baru
Faktor ketidakberuntungan yang kedua adalah resend (keluar) nya anggota tim. Sebagian anggota tim yang usianya lebih dari 25 tahun, dan merasa paham terhadap suatu niche tertentu tidak mau belajar sesuatu yang baru, dan ingin menggerakan startup nya sesuai dengan model keinginan mereka. Disisi lain, anggota tim tidak hanya satu orang, tetapi ada banyak. Dan opini mereka berbeda semua. Harus ada satu metode yang harus dilakukan oleh semua anggfota tim. Anggota yang merasa keberatan melakukan metode tersebut, atau merasa tidak ingin mempelajari metode tersebut karena merasa bukan bagian nya atau bukan passion nya, mengundurkan diri. Dan semua tindakan dalam mengajari mereka menjadi RESTART lagi, karena harus mengajari orang yang baru. Pak Nur Rohmat (investor) yang kebetulan dulu bertanya tentang kabar performa startup yang dia danai, sempat saya berikan screenshot atas kejadian dimana seseorang anggota team melakukan absen. Jadi, seperti itulah sekelumit kejadian nya.
Kejatuhan Besar
Tindakan awal ketika membangun kantor merupakan suatu tantangan yang besar. Salah satu nya adalah tentang ketidak efisienitas dari aktivitas kerja freelance SEO marketing yang pertama kali kami lakukan. Orang- orang yang saya rekrut dulu mencapai 20 orang. Setiap orang digaji dengan biaya 1,5-2 juta/ bulan. Jangka waktu project adalah selama 2 bulan. Secara kasar nya, aktivitas tersebut memakan biaya sekitar Rp. 2 juta X 20 orang= 40 juta X 2 bulan= 80 juta. Saya masih ingat, keadaan menjadi tambah kacau ketika Kepala Divisi yang saya percaya untuk memegang kendali atas tim tersebut mengundurkan diri. Dari semua aktivitas kerja yang mereka lakukan, hasil tidak mencapai target. Output pekerjaan tidak sesuai seperti yang saya bayangkan. Project marketing gagal terlaksana, dan biaya yang keluar sangatlah banyak. Kepala Divisi yang kurang tegas, ditambah prosedur kerja yang kurang sempurna, membuat output kerja tidak sesuai target.
Masalah arus kas juga belum sempurna, sehingga banyak pengeluaran yang tidak tercatat dengan baik. Faktor itu lah yang membuat saya mengambil keputusan untuk menggaji diri saya sendiri sebesar UMR kota semarang saat ini, untuk menutup pengeluaran yang tidak tercover.
Karyawan bulanan yang tidak pandai dalam menjalankan tugas nya, membuat saya mengambil keputusan segera untuk mengeluarkan mereka. Ada sebagian besar mereka yang menangis karena di keluarkan, tetapi apa daya, itu adalah pilihan terbaik untuk menyelamatkan perusahaan rintisan ini.
Kejatuhan besar di awal pendirian banyak disebabkan karena kurang nya persiapan dan kondisi tidak terkendali. Hal ini merupakan suatu pembelajaran besar bagi saya. Penjelasan atas masalah yang muncul ini, yang saya tuliskan di section “Kejatuhan Besar” akan menjadi bahan penjelasan di section berikutnya.
Permintaan Uang Kembali dari Investor
Tentu saja, beberapa kritikan dari investor membuat saya harus berfikir keras untuk menyelesaikan masalah ini. Masalah itu adalah tanggung jawab saya, dan saya tetap memegang tanggung jawab saya tersebut. Tapi, para Investor perlu memahami, khusus nya bagi mereka yang memberikan permodalan skala kecil dan menengah, bahwa ini adalah kerja sama usaha. Bukan semata- mata dimana Anda berinvestasi dan mendapatkan PPH setiap bulan nya. Ini semua adalah tentang bisnis. Investor memberi wewenang kepada saya, dan saya menjalankan tugas tersebut. Saya tidak pernah menjanjikan apapun kecuali jumlah PPH yang akan kami berikan. Saya tidak menjanjikan bahwa bisnis ini akan berdiri dalam waktu 3-4 bulan. Semua yang saya katakan adalah estimasi, dari prediksi yang saya lakukan.
Saya ingin Anda memposisikan di dalam diri saya selaku pengelola utama; project gagal, dana hangus tanpa output kerja yang sesuai target, keadaan tidak terkendali, kemudian ada orang (investor) yang meminta kembali uang yang sudah di amanahkan oleh diri nya sendiri, untuk dibelanjakan keperluan pembangunan bisnis. Dia meminta saya mengembalikan uang dari pembelian batu bata, semen dan pasir yang sudah saya gunakan untuk membangun rumah kita dengan alasan rumah yang saya bangun tersebut runtuh karena gempa. Dana dari investor akan tetap aman, dan investor tidak akan mendapatkan kerugian materi. Ini adalah kalkulasi skala panjang yang telah di perhitungkan dengan matang. Tidak seharus nya investor meributkan hal yang sudah di bahas hanya karena kekhawatiran yang tidak beralasan.
Penutup
Demikian kisah pribadi pengalaman dalam membangun sembilan startup yang saya lakukan di kota Semarang, jawa tengah. Hingga di hari ini, kesembilan startup itu belum sepenuhnya mati, tetapi tekanan yang saya rasakan luar biasa besar. Pembelajaran bagi siapa saja yang hendak menjalankan startup adalah; fokus kepada satu startup dulu, karena itu akan membantu Anda dalam mengendalikan situasi yang pasti nya akan ada banyak hal buruk yang muncul. Kendala memang tidak bisa di hindari. Tetapi apabila terlalu banyak kendala yang muncul, patah lah kayu penyangga nya.