You are currently viewing Memberikan Perintah Secara Langsung | Dasar dalam Memberikan Perintah Langsung

Memberikan Perintah Secara Langsung | Dasar dalam Memberikan Perintah Langsung

Pendahuluan

Manajemen Direct Order adalah pengelolaan terhadap instruksi langsung yang diberikan, dan harus di eksekusi tanpa banyak menyanggah instruksi/ perintah tersebut. Manajemen jenis ini sering nya sangat berhubungan dengan jenis kepemimpinan Otokratis (authoritative) yang sering ditetapkan di militer. Gaya kepemimpinan authoritative dicontohkan ketika seorang pemimpin menentukan kebijakan dan prosedur, memutuskan tujuan apa yang ingin dicapai, dan mengarahkan dan mengendalikan semua kegiatan tanpa partisipasi yang berarti oleh divisi nya. Pemimpin seperti itu memiliki kendali penuh atas tim, meninggalkan otonomi (hak) rendah di dalam grup. Pemimpin memiliki visi dalam pikiran nya dan harus mampu memotivasi kelompok mereka secara efektif untuk menyelesaikan tugas. Kelompok ini diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugas di bawah pengawasan yang sangat ketat.

Latar Belakang

Terkadang, Anda perlu bekerja dengan orang yang memiliki skill yang tinggi, namun sulit untuk diperintah. Mereka sulit diperintah karena merasa memiliki suatu skill, dimana skill tersebut mungkin saja tidak Anda miliki. Atau mungkin, Anda memiliki skill tersebut namun tidak ditinggi dari orang itu. Sehingga, memunculkan rasa besar hati untuk memberontak ketika mendapatkan perintah dari Anda.

Tetapi, ada kalanya Anda harus memberikan perintah secara langsung tanpa banyak basa- basi, dan harapan nya perintah tersebut bisa di eksekusi langsung oleh orang yang Anda beri perintah itu.

Tujuan

Memantabkan hati Anda dalam memberikan perintah langsung, agar pendirian Anda tidak goyah karena sanggahan dari orang yang Anda beri perintah. Tujuan lain nya adalah agar Anda bisa memberikan penjelasan mengapa perintah langsung ini harus dilaksanakan, sehingga Anda memiliki argumen untuk memenangkan situasi.

Kelebihan

  • bekerja paling baik ketika tim membutuhkan visi baru karena keadaan telah berubah atau ketika panduan eksplisit (jelas dan detail) tidak diperlukan.
  • Meningkatkan produktivitas
  • Menghasilkan solusi yang lebih akurat ketika pemimpin memiliki pengetahuan atas apa yang dikerjakan oleh tim nya.
  • Meningkatkan kinerja pada tugas-tugas sederhana
  • Berhasil dengan baik ketika ada waktu mendesak untuk menyelesaikan proyek
  • Meningkatkan pekerjaan masa depan dari bawahan yang ketrampilannya tidak dapat diterapkan atau membantu tanpa tuntutan pihak lain.

Kekurangan

  • Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kebencian dari divisi nya. Seharus nya penggunaan bentuk kepemimpinan ini digunakan dengan hemat (tidak selalu) dan ketika benar-benar diperlukan saja.
  • Telah ditemukan oleh para peneliti bahwa tipe kepemimpinan seperti ini mengurangi kreativitas, dan para divisi akan sulit berinovasi.
  • kebingungan dapat timbul, tanpa instruksi dan pemahaman yang tepat dari divisi yang dipimpin.
  • Bukan pilihan yang baik apabila pemimpin bekerja dengan tim ahli yang tahu lebih banyak daripada dia.
  • menurunkan kinerja pada tugas-tugas kompleks
  • Meningkatkan tingkat agresi di antara pengikut
  • Orang yang mengundurkan diri dari organisasi/ perusahaan menjadi meningkat.

Defend atas leadership manajemen authoritative

Seperti yang dijelaskan sebelum nya, bahwa leadership manajemen authoritative ini memiliki banyak kelemahan. Meskipun wajib diterapkan dalam situasi dan kondisi tertentu. Salah satu kelemahan yang akan dibahas di waktu ini adalah tinggi nya tingkat turnover dari member (banyak member yang akan keluar organisasi) dan akan membunuh kreativitas. Sebagian orang yang bertalenta dan kreatif juga tidak suka berada dalam situasi manajemen authorative ini. Seakan- akan hanya diperintah saja dan menjalankan perintah dengan benar. Orang- orang yang kreatif, ingin berkreasi, dan niatan mereka bisa mati karena implementasi manajemen leadership ini. Namun, implementasi yang akan dilakukan dalam organisasi Volunoid ini adalah bahwa setiap orang akan mendapatkan jadwal nya sendiri- sendiri dalam memimpin sebuah kelompok. Jadi, dengan ini, diharapkan rekan- rekan CO Founder tidak merasa terlalu banyak diperintah, karena nanti nya mereka pun bisa memberikan perintah juga ketika waktu nya tiba.

Disisi lain, untuk menghindari defends ini, CEO terkadang harus menjadi salah satu divisi yang menjalankan tugas yang diberikan oleh Kepala Divisi yang ditunjuk nya sendiri. Sehingga, diharapkan akan memunculkan perasaan yang saling seimbang. Ini seperti hal nya budaya jepang yang berlaku di hampir semua perusahaan jepang, yang apabila tiba waktu nya untuk melakukan Technical Cleaning, maka Direksi ataupun Manager harus ikut serta melakukan bersih- bersih juga, dari mulai mengambil sampah sampai membersihkan kamar mandi.